Rabu, 23 Mei 2018



Baru-baru ini salah satu channel manager yang sudah tidak asing lagi di dunia e-commerce perhotelan telah me-listing channel baru, channel yang ditambahkan tersebut adalah Airbnb. Agak sedikit membingungkan bagi saya pribadi, apakah ini suatu terobosan besar yang bermanfaat bagi industri perhotelan atau sebaliknya.
Haruskah kita mendistribusikan hotel kita di AirBnB? Seperti biasa, saya akan coba memberikan pendapat dari sisi saya pribadi.
Secara garis besar, siapa yang setuju dengan saya bahwa hotel-hotel saat ini sedang dalam posisi bertahan? Berbagai informasi mengalir sangat deras, market dapat berubah dengan cepat, dan strategi-strategi bisnis dalam menjual kamar terus berkembang. Airbnb merupakan salah satu model bisnis yang suka atau tidak suka dapat dikatakan sebagai salah satu pengambil potongan kue dalam industri perhotelan. Mengingat beberapa tahun kebelakang, saat saya bekerja sebagai e-commerce di  salah satu hotel di Bandung. Hotel yang saya kelola pada saat itu dikelilingi oleh guest house, yang mungkin jika disatukan jumlah kamarnya mengalahkan jumlah kamar hotel yang saya kelola pada saat itu. Saya melihat itu sebagai ancaman, dan harus dimasukan ke dalam daftar  kompetitor set hotel. Namun, pada saat itu pemilihan kompetitor hotel cukup sederhana, diantaranya berdasarkan segmen pasar, rentang harga, fasilitas, level kualitas pelayanan, dan lokasi. Dari beberapa kriteria yang saya sebutkan, mungkin hanya lokasi yang dapat dipenuhi, untuk kriteria lainnya jelas tidak. Sebut saja fasilitas, jelas guest house tidak akan memiliki fasilitas seperti kolam renang, pusat kebugaran, spa, dll. Sehingga keinginan saya untuk mendaftarkan beberapa guest house sebagai kompetitor tidak dapat diterima pada saat itu. Namun lihat yang terjadi saat ini, AirBnB menjadi begitu besar pengaruhnya dalam industri hospitality dan mempengaruhi mental-mental hotel manager. Apa buktinya? Seperti yang saya sebutkan diatas, salah satu channel manager besar sudah me-listing AirBnB sehingga hotel dapat melakukan penjualan langsung di AirBnB.  Pastinya langkah tersebut bukan tanpa perhitungan atau alasan yang kuat, mungkin banyak permintaan dari hotel, sehingga menambahkan AirBnB menjadi sesuatu yang harus dilakukan.
Banyak hotel manager tertarik untuk menjual kamarnya di AirBnB, apa alasannya? Apakah komisinya yang kita ketahui sangat rendah jika dibandingkan dengan OTA's? Apapun alasannya, setelah kamu listing hotel kamu di AirBnB, kamu menyadari bahwa kompetitor kamu kini semakin banyak, bukan hanya dari industri hospitality namun dari seluruh property yang terdaftar di AirBnB.
Jika ditanya, haruskah listing hotel di AirBnB? Saya pribadi menjawab tidak. Sesuai dengan pandangan saya AirBnB diciptakan untuk menjadi kompetitor bisnis hotel, dan efeknya sudah kita rasakan saat ini. Daripada kita masuk ke dalam "permainan" mereka, lebih baik kita coba amati apa yang AirBnB lakukan dan mungkinkah kita aplikasikan di hotel yang kita kelola. Sebagai contoh, beberapa tamu AirBnB merasa mereka di rumah. Karena biasanya mereka dapat menemukan fasilitas dapur, ruang keluarga, dll. Kenapa tidak kita coba terapkan hal ini di Hotel? Kita bisa coba melakukan tes ke tamu reguler, dan kita lihat apa yang terjadi.

Minggu, 09 Oktober 2016

Yup izin share lagi hasil penerawangan saya pribadi mengenai layanan Google yang baru-baru ini diluncurkan. Baru penerawangan ya manteman, karena saya pribadi pun belum menggunakan layanan ini. Kalau kita lihat dari namanya "Google Hotel Ads" jelas sekali ini ditujukan untuk kita dong Hotelier, tools yang akan memudahkan kita untuk melakukan pemasaran melalui online.

Lalu apa saja yang ditwarkan Google Hotel Ads saat kita pertama kali memasuki situs ini, jreng-jreng:


Waw, kita bisa menampilkan harga langsung, dengan terhubung ke salah satu partner yang diberi otorisasi oleh google atau langsung melalui hotel price dan hotel ads APIs nya Google, ngeriiii ini. Jadi buat temen-temen yang sudah menggunakan channel manager dan channel manager tersebut sudah bekerjasama dengan Googgle, temen-temen bisa menggunakan layanan ini.




Nah ini hotel bisa langsung update rate plan, tamu makin banyak pilihan dong sesuai dengan kebutuhan mereka.



Jelas sekali, setelah kita melakukan pemasaran, analisis data sangat kita butuhkan untuk menentukan langkah-langkah yang akan kita lakukan di masa yang akan datang. Nilai konversi, ini value yang paling penting nih, masalah data yang ditampilkan Google, dan ini sangat bisa dipertanggung jawabkan.





Terakhir info yang disampaikan ini berhubungan dengan Google Bisnisku, yang artinya apabila kamu sudah menggunkan layanan ini, kamu benar-benar sudah siap menjual hotel secara langsung.

Sekarang Mari Kita lihat salah satu hotel yang sudah mengunakan layanan ini:

Kita coba masukan nama daerah yang akan kita kunjungi:

Maka yang akan muncul seperti ini:
Kita bisa melihat langsung pada maps ataupun hotel yang ditawarkan Google Hotle Ads

Lalu saat memasuki Google Bisnisku kita bisa melihat penawaran dari situs resmi, dan lebih menarik lagi kita bisa melihat promosi yang ditawarakan secara langsung di halaman depan.

Sekali lagi, ini cuma hasil penerawangan ya, saya juga baru mau coba-coba. Yuk! Sama-sama kita kunjungi Hotel Google Ads, yang sudah pakai Hotel Google Ads ini, bole share di blog ini ya.


Pencarian: Hotel Google Ads Indonesia, Hotel Digital Online Marketing, Digital Online Marketing.

Hi Hotelier, udah lama banget ga update artikel nih, mohon maaf sekali ya masih kurang konsisten dalam menyampaikan informasi-informasi seputar OTA dan Hotel Ecommerce. Semoga mulai hari ini, saya akan belajar konsisten untuk menyampaikan informasi-informasi yang semoga bermanfaat buat temen-temen Hotelier.

Sesuai dengan judul, udah pada tau belum Google Bisnisku? Jadi Google baru-baru ini mengeluarkan salah satu layanan yang tentunya selalu bermanfaat bagi kita. Google bisnis adalah alat bagi kita pelaku bisnis untuk menyampaikan kehadiran kita pada dunia online tentunya. Apa saja yang bisa kita sampaikan kepada calon pelanggan kita atau kepada calon tamu kita lebih tepatnya? Sebelum kita bahas manfaat dari Google Bisnisku ini, berikut saya tampilkan contoh dari Google Bisnisku.


Jika kita mencari nama hotel melalui kolom pencarian Google, maka munculah informasi mengenai bisnis hotel tersebut, hampir dari setengah full page halaman pertama pencarian Google menyajikan informasi mengenai hotel yang kita cari. Bayangkan di halaman pertama mesin pencarian google, kita sudah bisa menyampaikan informasi yang ingin kita sampaikan kepada calon tamu kita.

Nah, udah kebayang kan, bagaimana tampilan dari Google Bisnisku ini. Sekarang, mari kita bicara mengenai fitur-fitur dari Google Bisnisku ini , jika kita perhatikan satu-persatu informasi yang ditampilkan kita bisa melihat info paling atas adalah foto. Dengan foto kita bisa memperlihatkan gambar yang ingin kita sampaikan, mulai dari sampul, logo hotel, foto profil hotel, sampai interior detail hotel juga bisa kita upload dengan mudah. Kemudian yang tidak kalah penting adalah fitur maps dan street view, dengan meningkatnya penggunaan mobile phone tentu ditampilakannya maps dan street view akan semakin memudahkan para calon tamu untuk menemukan lokasi hotel kita. Alamat hotel, no telp hotel, alamat website dan fasilitas hotel merupakan informasi yang tidak kalah pentingnya untuk kita sampaikan kepada calon tamu. 

Fitur menarik lainnya adalah pemesanan online dapat langsung dilakukan di Google bisnisku ini, wah sepertinya google sudah menjadi meta-search untuk bisnis hotel. Tamu dapat langsung menentukan tanggal dan melihat harga yang ditawarkan. Lagi-lagi OTA yang melakukan start awal untuk memanfaatkan fitur ini, lalu bisakah hotel bersaing dengan menampilkan penawaran langsung pada Google Bisnisku? Jawabannya adalah bisa, baru-baru ini Google kembali menawarkan layanan khusus untuk hotel, "Google Hotel Ads." Dari namanya saja, Google sudah mulai serius masuk kedalam industri perhotelan.

Untuk fitur ini, saya tidak bisa memberikan informasi yang cukup, karena jujur saya pun belum mencobanya, temen-temen bisa langsung mengunjungi Google Hotel Ads.

Last but not least adalah fitur ulasan, wah ngeri nih yang ini, kali ini Google benar-benar menjadi meta-search untuk hotel :D. Kita bisa berinterkasi langsung dengan tamu, dengan membalas ulasan-ulasan yang tamu tulis langsung pada Google Bisnisku ini. Tanpa harus masuk situs-situs meta-search, tamu sudah bisa menyampaikan ulasannya, syupeeeer sekali ini :D

Itulah beberapa fitur yang ada pada Google Bisnisku, jelas manfaatnya informasi yang ingin kita sampaikan bisa lebih cepat dan akurat kepada calon tamu kita. Lalu apa pengaruhnya untuk pencarian hotel kita pada mesin pencarian Google, sedangkan Google Bisnisku ini akan muncul apabila kita memasukan kata kunci nama hotel kita sendiri? Jelas ini akan berpengaruh jika kita hubungkan dengan artikel saya mengenai Jadikan OTAs Sebagai Billboard Effect dan AdWords Express.

Dengan kehadiran Google Bisnisku ini, saya pribadi merasa diuntungkan sebagai hotelier, lagi-lagi Google memberikan layanan yang sangat bermanfaat dan tentunya free alias gratis. Sebagai informasi tambahan Google Bisnisku ini sangat mudah di klaim oleh siapapun, jadi sebelum orang lain meng-klaim hotel kita dan nanti urusannya bakal panjang :D Buruan deh klaim dan verifikasi hotel kamu dengan mengunjungi Google Bisnisku.

Update:

Wah ga kerasa setelah di posting 2 tahun yang lalu, dan sekarang sudah di penghujung tahun 2018, tapi masih belum ada yang comment, hehe. Tidak apa, saya akan menambahkan update dari fitur-fitur yang ada dari Google My Business ini.

1. Fitur messages atau pesan

Fitur ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga tidak semua merchant atau hotel bisa menikmati fitur ini, juga tidak semua negara atau daerah sudah tersedia fitur ini. 

Dalam fitur ini, kamu bisa berinteraksi langsung dengan pelanggan yang datang melalui google my business ini, tampilan yang dilihat oleh pelanggan seperti gambar dibawah ini:

Saat ini fitur pesan hanya bisa dilihat untuk pelanggan yang mengakses atau melakukan pencarian melalui mobile phone atau source-nya mobile, mungkin kedepannya fitur ini juga bisa digunakan untuk pelanggan yang melakukan pencarian melalui desktop

2. Fitur post

Di fitur ini kamu bisa posting special event, deal, atau produk yang ingin kamu tawarkan layaknya di social media. Menariknya lagi post ini juga memiliki fitur CTA (Click to Action), jadi bisa digunakan untuk hard selling juga, mantap kan!?


Bukan Google namanya kalau ga punya report data yang jelas. Betul, kita bisa lihat post insight berupa summary total viewer juga total klik jika dipasang CTA button-nya. Data yang disajikan adalah 7 dan 28 hari kebelakang. Kita juga bisa melihat  individual post insight untuk membandingkan posting yang sudah kita buat, namun data yang diambil adalah selama post ini tayang di GMB, jika post dihapus maka data tersebut akan hilang dan mungkin data yang disajikan bisa terlambat sampai 3 hari.

Oke deh, segitu  dulu aja update-nya ya, see you around hoteliers.



Pencarian: Google Bisnisku, cara menggunakan google bisnisku, google bisnisku untuk hotel, E-commerce, Strategi E-commerce, E-commerce Startegy, Hotel Online Marketing,





Rabu, 17 Februari 2016

Beriklan di televisi menjadi pilihan terbaik untuk memperkenalkan produk ataupun merek saat ini. Seperti yang pernah penulis bahas sebelumnya, produksi salah satu OTA meledak dengan beriklan di TV, namun fakta menarik lain yang baru saja penulis temukan. Menurut survey yang dilakukan oleh We Are Social terjadi penurunan waktu rata-rata masyarakat Indonesia untuk melihat tayangan televisi yaitu sekitar 2 jam 22 menit, sedangkan waktu yang digunakan untuk membuka website melalui PC maupun tablet yaitu 4 jam 42 menit.

Kita bisa melihat pergeseran yang begitu signifikan dalam penggunaan media saat ini. Jadi, apakah TV akan tetap menjadi primadona sebagai media yang paling efektif dalam menyampaikan informasi? Biarkan waktu yang menjawab :)

                                                                                     sumber: www.wearesocial.com

Selasa, 16 Februari 2016

Hoteliers pasti udah tau dong penulis mau ngebahas apa kalau liat judul di atas?! Hehe, yups! OTA yang ada hubungannya dengan iklan di televisi. Pada tau juga kan OTA mana yang menggunakan televisi sebagai media untuk berpromosinya!?
Kalau mau ngebahas ecommerce yang menggunakan media tv untuk promosi dan iklan sepertinya sudah bukan hal yang baru lagi, mulai dari perusahaan market place seperti tokobagus (yang sudah di akuisisi olx), tokopedia, bukalapak,  dan juga perusahaan retail seperti lazada dan blibli, atau mungkin yang terbaru seperti matahari mall. Perusahaan-perusahaan tersebut udah eksis duluan untuk menyasar market dari kancah pertelevisian Indonesia. Nah, bagaimana dengan OTA? Bisa dibilang OTA baru pertama kali menggunakan media televisi sebagai media untuk beriklan pada awal tahun 2015 ini, udah pada tau kan siapa yang memelopori!
Nah, yang mau penulis coba sharing dari pengalaman pribadi adalah dampak dari iklan tersebut. Setelah iklan ditayangkan di televisi, penjualan salah satu OTA lokal yang beriklan tersebut meningkat tajam,  bahkan OTA kelas berat pun bisa diimbangi dari sisi penjualannya.
Mengamati penjualannya dari bulan ke bulan yang cenderung meningkat dan tidak berpengaruh banyak terhadap salah satu top production OTA, penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa paradigma yang saat ini menghantui para pelaku industri perhotelan bahwa "kuenya tetap/kuenya sudah terbagi-terbagi" dapat dipatahkan, dengan kata lain pasar industri perhotelan masih sangat terbuka luas dan akan terus meningkat.
Kesimpulan lain yang dapat ditarik adalah:
1. TV masih menjadi media iklan no 1 untuk saat ini.
2. Masih banyak pengguna internet yang tidak melakukan reservasi kamar hotel melalui Online.
Melalui artikel sederhana ini,  penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pelopor OTA lokal yang sudah memperkenalkan cara mudah melakukan reservasi hotel melalui Online kepada masyarakat Indonesia.
Penulis juga mendengar kabar bakalan ada OTA-OTA lokal lainnya yang akan menggunakan media tv sebagai media promosi dan iklannya. Wah, bakalan seru nih dunia persilatan OTA, dan semoga ini bukan hanya sekedar budaya masyarakat kita saat ini yang terkenal "latah". Terlepas dari itu, penulis berharap OTA-OTA memiliki strateginya masing-masing untuk membantu hotel-hotel memasarkan  kamarnya.
Maju  terus OTA lokal Indonesia. Damn, I love OTA!
Halo Hotelier, meski belum banyak pembaca atau memang belum ada pembaca sama sekali karena penulis sadar SEO blog ini memang payah sekali :), tidak ada salahnya penulis menyapa calon pembaca, optimis!!

Penulis sekedar ingin sharing, mengenai maraknya penghargaan-penghargaan yang diberikan oleh agen travel online. Bagaimana kita harus menyikapinya? Apakah kita patut berbangga karena itu merupakan sebuah prestasi, atau biasa saja? Karena itu bukan merupakan prestasi.

Banyak yang pro kontra juga mengenai hal ini. Untuk yang kontra, mereka menganggap bahwa produksi yang tinggi pada suatu OTA menunjukan bahwa website mereka tidak bekerja lebih baik dibandingkan OTA. Mungkin ini tidak berlaku bagi hotel yang memiliki produksi yang tinggi melalui website hotel itu sendiri dan mendapatkan pasar yang bagus juga pada OTA, namun pada kenyataannya lebih banyak hotel yang mendapatkan pasar jauh lebih tinggi dari OTA dibandingkan dengan websitenya sendiri.

Sebagai hotelier, penulis bukan pesimis dengan keadaan saat ini, mau produksi hotel anda seperti OTA? jawabannya sangat mudah sekali TIRU! Namun, untuk meniru OTA itu adalah hal yang mudah? Untuk hotel yang belum bisa "meniru" OTA, mendapatkan penghargaan dari OTA itu adalah hal yang baik untuk Hotel. Penulis mencoba menyampaikan perspektif dari sisi yang  pro. Penghargaan dari OTA itu membuktikan bahwa anda betul-betul bekerja keras, itu berarti hotel sangat mengerti bagaimana mekanisme mendapatkan pasar melalui OTA, bagaimana bekerjasama dengan OTA agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Pada sisi lain penghargaan tidak sekedar dari sisi produksi saja, akan tetapi review dari para tamu juga dipertimbangkan. Pada sisi ini penulis yakin tidak ada yang kontra, jadi penulis kesampingkan ini (hanya untuk tambahan informasi, mohon maaf ya ;)

So, from any perspective you think, keep cheers up hotelier!

Rabu, 22 Juli 2015

Udah lama banget nih ga buat artikel, terlintas kembali untuk membuat tulisan ini karena ada hal kecil yang "nyeleneh" melintas di benak ini :D, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan hotelier.

Hotelier, pernah dibuat pusing ga sama wholesaler yang bicarain masalah disparity, dan lucunya harga apa yang mereka bandingkan? OTAs!!! Are you serious? Yes, I'm totally serious, and I asked "is this moreover silliness?

Bayangkan sebuah travel agent yang dengan sistem dam mekanisme yang telah diciptakan berjuta tahun lamanya, sehingga berjaya pada masanya, sekarang membicarakan parity dengan sistem yang baru saja lahir dan jelas berbeda. Mau tau perbedaannya? Next paragraph ya.

OTAs sangat memungkinkan menjual kamar dengan dynamic pricing karena memang sistem yang digunakan adalah komisi, sehingga kita sebagai hotelier bisa langsung mengatur dan memantau langsung harga pasar, istilahnya ya kita sendiri yang menentukan harga jual langsung ke customernya.Nah, berbeda kalau travel agent online kita memberikan harga kontrak yang memang sudah fixed, tapi ya travel agent bebas jual ke customer dengan harga berapapun, "suka-sula lo deh mau jual berapa aja!" Nah pertanyaannya bisa ga travel agent di kasih harga dynamic juga? Jawabannya, trus harga kontrak buat apa? Buat pajangan? Sistemnya sudah mumpuni belum dengan dynamic price ini? Kalau sudah oke, bisa ngejamin ga kalau harga yang dijual travel agent bakal parity dengan OTA? Kalau engga, ya malah jadi bola salju buat hotel sendiri.

Kedua, OTAs jualannya online! Jelas dong namanya juga Online Travel Agency. Sedangkan Travel Agent? Mau jualan online juga? Silakan, online tidak terbatas ko, siapa aja boleh online. Namun, coba pikirkan sejenak! Poin plus travel agent dimana, sehingga travel agent ini bisa tumbuh dan berkembang?! Yaps betul sekali, travel agent offline bisa provide rekomendasi yang lebih relevan, dari sisi trust-nya jauh lebih besar offline travel agent. Itu kalau yang sub agent-nya pinter, mereka bisa rekomendasiin hotel yang sesuai dengan kebutuhan customer, karena mereka "kenal" dengan hotel yang mereka tawarkan dan bisa membaca situasi. Lha ini wholesalernya aja ga tau produk yang mereka jual, otomatis sub-agentnya cari informasi dari online, jualnya secara online juga, mau harga parity dengan OTAs? OMG!!

Kalau menurut saya pribadi, dengan adanya harga kontrak untuk wholesaler itu merupakan poin plus tersendiri untuk travel agent offline, itu kekuatan wholesaler untuk jualan hotel, coba untuk para wholesaler pikirin kenapa? Jangan malah minta harga parity dengan OTAs, kalo gitu kenapa ga sekalian aja buka OTAs?