Baru-baru ini salah satu channel manager yang sudah tidak asing lagi di dunia e-commerce perhotelan telah me-listing channel baru, channel yang ditambahkan tersebut adalah Airbnb. Agak sedikit membingungkan bagi saya pribadi, apakah ini suatu terobosan besar yang bermanfaat bagi industri perhotelan atau sebaliknya.
Haruskah kita mendistribusikan hotel kita di AirBnB? Seperti biasa, saya akan coba memberikan pendapat dari sisi saya pribadi.
Secara garis besar, siapa yang setuju dengan saya bahwa hotel-hotel saat ini sedang dalam posisi bertahan? Berbagai informasi mengalir sangat deras, market dapat berubah dengan cepat, dan strategi-strategi bisnis dalam menjual kamar terus berkembang. Airbnb merupakan salah satu model bisnis yang suka atau tidak suka dapat dikatakan sebagai salah satu pengambil potongan kue dalam industri perhotelan. Mengingat beberapa tahun kebelakang, saat saya bekerja sebagai e-commerce di salah satu hotel di Bandung. Hotel yang saya kelola pada saat itu dikelilingi oleh guest house, yang mungkin jika disatukan jumlah kamarnya mengalahkan jumlah kamar hotel yang saya kelola pada saat itu. Saya melihat itu sebagai ancaman, dan harus dimasukan ke dalam daftar kompetitor set hotel. Namun, pada saat itu pemilihan kompetitor hotel cukup sederhana, diantaranya berdasarkan segmen pasar, rentang harga, fasilitas, level kualitas pelayanan, dan lokasi. Dari beberapa kriteria yang saya sebutkan, mungkin hanya lokasi yang dapat dipenuhi, untuk kriteria lainnya jelas tidak. Sebut saja fasilitas, jelas guest house tidak akan memiliki fasilitas seperti kolam renang, pusat kebugaran, spa, dll. Sehingga keinginan saya untuk mendaftarkan beberapa guest house sebagai kompetitor tidak dapat diterima pada saat itu. Namun lihat yang terjadi saat ini, AirBnB menjadi begitu besar pengaruhnya dalam industri hospitality dan mempengaruhi mental-mental hotel manager. Apa buktinya? Seperti yang saya sebutkan diatas, salah satu channel manager besar sudah me-listing AirBnB sehingga hotel dapat melakukan penjualan langsung di AirBnB. Pastinya langkah tersebut bukan tanpa perhitungan atau alasan yang kuat, mungkin banyak permintaan dari hotel, sehingga menambahkan AirBnB menjadi sesuatu yang harus dilakukan.
Banyak hotel manager tertarik untuk menjual kamarnya di AirBnB, apa alasannya? Apakah komisinya yang kita ketahui sangat rendah jika dibandingkan dengan OTA's? Apapun alasannya, setelah kamu listing hotel kamu di AirBnB, kamu menyadari bahwa kompetitor kamu kini semakin banyak, bukan hanya dari industri hospitality namun dari seluruh property yang terdaftar di AirBnB.
Jika ditanya, haruskah listing hotel di AirBnB? Saya pribadi menjawab tidak. Sesuai dengan pandangan saya AirBnB diciptakan untuk menjadi kompetitor bisnis hotel, dan efeknya sudah kita rasakan saat ini. Daripada kita masuk ke dalam "permainan" mereka, lebih baik kita coba amati apa yang AirBnB lakukan dan mungkinkah kita aplikasikan di hotel yang kita kelola. Sebagai contoh, beberapa tamu AirBnB merasa mereka di rumah. Karena biasanya mereka dapat menemukan fasilitas dapur, ruang keluarga, dll. Kenapa tidak kita coba terapkan hal ini di Hotel? Kita bisa coba melakukan tes ke tamu reguler, dan kita lihat apa yang terjadi.